Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Sabtu, 28 Juni 2008

PENDIDIKAN ALA KAPITALIS BIKIN MIRIS

Ironis! Di negeri yang memiliki cita-cita luhur untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, justru bidang pendidikan mengalami keterpurukan. Terlebih lagi kenaikan harga BBM baru-baru ini, sudah pasti berdampak dalam dunia pendidikan. Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jabar-Banten, Didi Turmudzi yang juga Rektor Universitas Pasundan (UNPAS), mengatakan kenaikan harga BBM pasti memiliki pengaruh terhadap 432 PTS di Jabar-Banten pada tahun ajaran mendatang. Sebabnya biaya Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) akan disesuaikan/dinaikka dibandingkan tahun lalu. Beliau mengatakan “saya memprediksi pada tahun ajaran nanti akan terjadi pengurangan jumlah mahasiswa baru sebesar 40%, ini karena kekuatan ekonomi yang semakin lemah”.(Okezone, 26/5/2008)
Keterpurukan pendidikan di negeri ini nyaris sempurna dengan semakin tercorengnya wajah pendidikan kita tatkala kita saksikan fakta keadaan sekolah yang sudah tidak layak pakai, misalkan di Sukabumi (Jawa Barat) atap gedung sudah 2 kali roboh dan seluruh murid-muridnya dipindahkan ke bekas kandang ayam sebagai sekolah sementara sampai sekolah tersebut diperbaiki. Selain itu keadaan perpustakaan yang sungguh mengenaskan, di SD Merjosari misalnya di SD tersebut hanya memiliki 1 rak buku perpustakaan itupun hanya berisi buku-buku lama dan tidak terlihat buku baru dan berkualitas di sana.Rendahnya Kualitas Guru, kualitas guru sangat berhubungan dengan tingkat profesionalisme terhadap tugas yang diembannya. Tapi pada kenyataannya banyak Guru yang sdah tidak layak mengajar, adapun prosentase tahun 2002-2003 untuk SD yang layak mengajar hanay21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta) SMP 54,12 % (negeri) dan 60,99 % (negeri) dan 64,73% (swasta). Rendahnya kesejahteraan guru, kualitas pendidikan sangat bergantung pula dengan rendahnya kesejahteraan guru.
Berdasar FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) tahun 2005, gaji ideal untuk guru sebesar 3 juta rupiah. Tapi guru honorer swasta henya mendapat 10 ribu rupiah per jam. Pendapatan seperti itu membuat guru mencari pekerjaansampingan, misalnya menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang pulsa dsb (Republika,13 Juli 2005). Rendahnya Prestasi Siswa/ mahasiswa. Berdasarkan peringkat universitas terbaik versi majalah Asiaweek 2000, tidak satupun perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam 20 terbaik. UI berada di peringkat 61 untuk kategori universitas multidisiplin. UGM di peringkat 68, UNDIP di peringkat 77, Unair di peringkat 21. Kering dari nilai agama, banyak pengangguran tawuran antar pelajar dan lain-lain.
Permasalahan pendidikan tersebut, sebenarnya banyak penyebabnya diantaranya, sistem pendidikan di Negara kita berkiblat pada kapitalis-sekuler pertama, dikatakan kapitalis karena pendidikan dijadikan komoditi bahkan barang mewah bukan lagi sebagai kebutuhan pokok ummat yang harus dijamin pemenuhannya ke semua lapisan. Sehingga tidak ada lagi ungkapan bahwasannya “orang miskin dilarang sekolah/kuliah”. Dalam pasal 53 (1) UU No 20 / 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa penyelenggara dan atau satuan pendidikan formal didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidkan. Menurut pengamat Ekonomi(Revrisond Bawsir) privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara donor lewat World Bank. Privatisasi semakin melemahkan peran negara dalam sektor pelayanan publik tidak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang.
Kedua, dikatakan sekuler karena adanya dikotomi pendidikan agama dan umum. Hal ini terlihat dari UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian I (umum) pasal 15 berbunyi jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagamaan dan khusus. Hal ini jelas sudah berjalan sistem sekuler-materialistik.
Jalan keluar yang bisa mencetak pendidikan berkualitas adalah merubah paradigma pendidikan sekuler yang rusak dan bobrok menjadi pendidikan Islam. Karena telah terbukti dengan sistem Islam yang pernah diterapkan mampu melahirakan Ibn Sina (kedokteran), Al-Khawarizmi(matematika dan astronomi)Ibnu al-Bairar (ahli pertanian), Jabir bin Hayyan (ahli kimia)dan masih banyak lagi.oleh karenanya hanya dengan Islam sajalah seluruh persoalan akan terpecahkan dengan sempurna termasuk pendidikan. Sistem Islam akan menjamin terciptanya guru-guru profesional yang berakhlaq mulia dan sejahtera, tersedianya pendidikan murah dan bermutu, terciptanya iklim belajar yang kondusif, terbentuknya generasi cerdas dan memiliki harga diri sehingga tidak akan menggadaikan negara dan SDA kepada negara besar imperialis. So mari kita membangun sistem pendidikan Islam dalam wadah Daulah Islamiyah yang pasti akan ada sesuai janji Allah. Wallahu a’lam bi ash-shawab

Tidak ada komentar: