Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Sabtu, 28 Juni 2008

PENDIDIKAN ALA KAPITALIS BIKIN MIRIS

Ironis! Di negeri yang memiliki cita-cita luhur untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, justru bidang pendidikan mengalami keterpurukan. Terlebih lagi kenaikan harga BBM baru-baru ini, sudah pasti berdampak dalam dunia pendidikan. Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jabar-Banten, Didi Turmudzi yang juga Rektor Universitas Pasundan (UNPAS), mengatakan kenaikan harga BBM pasti memiliki pengaruh terhadap 432 PTS di Jabar-Banten pada tahun ajaran mendatang. Sebabnya biaya Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) akan disesuaikan/dinaikka dibandingkan tahun lalu. Beliau mengatakan “saya memprediksi pada tahun ajaran nanti akan terjadi pengurangan jumlah mahasiswa baru sebesar 40%, ini karena kekuatan ekonomi yang semakin lemah”.(Okezone, 26/5/2008)
Keterpurukan pendidikan di negeri ini nyaris sempurna dengan semakin tercorengnya wajah pendidikan kita tatkala kita saksikan fakta keadaan sekolah yang sudah tidak layak pakai, misalkan di Sukabumi (Jawa Barat) atap gedung sudah 2 kali roboh dan seluruh murid-muridnya dipindahkan ke bekas kandang ayam sebagai sekolah sementara sampai sekolah tersebut diperbaiki. Selain itu keadaan perpustakaan yang sungguh mengenaskan, di SD Merjosari misalnya di SD tersebut hanya memiliki 1 rak buku perpustakaan itupun hanya berisi buku-buku lama dan tidak terlihat buku baru dan berkualitas di sana.Rendahnya Kualitas Guru, kualitas guru sangat berhubungan dengan tingkat profesionalisme terhadap tugas yang diembannya. Tapi pada kenyataannya banyak Guru yang sdah tidak layak mengajar, adapun prosentase tahun 2002-2003 untuk SD yang layak mengajar hanay21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta) SMP 54,12 % (negeri) dan 60,99 % (negeri) dan 64,73% (swasta). Rendahnya kesejahteraan guru, kualitas pendidikan sangat bergantung pula dengan rendahnya kesejahteraan guru.
Berdasar FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) tahun 2005, gaji ideal untuk guru sebesar 3 juta rupiah. Tapi guru honorer swasta henya mendapat 10 ribu rupiah per jam. Pendapatan seperti itu membuat guru mencari pekerjaansampingan, misalnya menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang pulsa dsb (Republika,13 Juli 2005). Rendahnya Prestasi Siswa/ mahasiswa. Berdasarkan peringkat universitas terbaik versi majalah Asiaweek 2000, tidak satupun perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam 20 terbaik. UI berada di peringkat 61 untuk kategori universitas multidisiplin. UGM di peringkat 68, UNDIP di peringkat 77, Unair di peringkat 21. Kering dari nilai agama, banyak pengangguran tawuran antar pelajar dan lain-lain.
Permasalahan pendidikan tersebut, sebenarnya banyak penyebabnya diantaranya, sistem pendidikan di Negara kita berkiblat pada kapitalis-sekuler pertama, dikatakan kapitalis karena pendidikan dijadikan komoditi bahkan barang mewah bukan lagi sebagai kebutuhan pokok ummat yang harus dijamin pemenuhannya ke semua lapisan. Sehingga tidak ada lagi ungkapan bahwasannya “orang miskin dilarang sekolah/kuliah”. Dalam pasal 53 (1) UU No 20 / 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa penyelenggara dan atau satuan pendidikan formal didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidkan. Menurut pengamat Ekonomi(Revrisond Bawsir) privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara donor lewat World Bank. Privatisasi semakin melemahkan peran negara dalam sektor pelayanan publik tidak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang.
Kedua, dikatakan sekuler karena adanya dikotomi pendidikan agama dan umum. Hal ini terlihat dari UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang dan jenis pendidikan bagian I (umum) pasal 15 berbunyi jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, keagamaan dan khusus. Hal ini jelas sudah berjalan sistem sekuler-materialistik.
Jalan keluar yang bisa mencetak pendidikan berkualitas adalah merubah paradigma pendidikan sekuler yang rusak dan bobrok menjadi pendidikan Islam. Karena telah terbukti dengan sistem Islam yang pernah diterapkan mampu melahirakan Ibn Sina (kedokteran), Al-Khawarizmi(matematika dan astronomi)Ibnu al-Bairar (ahli pertanian), Jabir bin Hayyan (ahli kimia)dan masih banyak lagi.oleh karenanya hanya dengan Islam sajalah seluruh persoalan akan terpecahkan dengan sempurna termasuk pendidikan. Sistem Islam akan menjamin terciptanya guru-guru profesional yang berakhlaq mulia dan sejahtera, tersedianya pendidikan murah dan bermutu, terciptanya iklim belajar yang kondusif, terbentuknya generasi cerdas dan memiliki harga diri sehingga tidak akan menggadaikan negara dan SDA kepada negara besar imperialis. So mari kita membangun sistem pendidikan Islam dalam wadah Daulah Islamiyah yang pasti akan ada sesuai janji Allah. Wallahu a’lam bi ash-shawab

KRISIS PANGAN DILUMBUNG PADI

Marah, geram, sedih, kecewa, terluka, menangis dan entah perasaan apa lagi yang berkecamuk dalam hati dan pikiran kita. Semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu ketika manyadari bahwa sampai saat ini kita masih terjajah. Salah satu penjajahan yang kini tampak di depan mata kita adalah di bidang kesehata. Penjajahan terselubung ini mulai terungkap ketika Mentri Kesehatan Siti Fadilah Supari menggugat ketidakadilan organisasi kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) dalam kasus virus avian influensa (Al) atau dikenal dengan flu burung melalui bukunya. Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. Dunia kesehatan terbelalak dengan keberanian Ibu ini.
Selama lebih dari setengah abad 110 negra di dunia termasuk Idonesia harus mengirimkan spisimen virus influenzsa kepada WHO dengan dalih adanya Global Influenza Surveillanca Network (GISN). ”Saya tidak mengerti siapa yang mendirikan lembaga yang sangat berkuasai itu.” kata Menkes.
Virus yang diterima GISN sebagai virus liar untuk kemudian diproses untuk penilaian resiko dan riset para pakar serta pembuatan bibit virus. Dari bibit virus inilah akan di buat vaksinnya dan dikomersialkan ke seluruh negara di dunia. Negara yang awalnya mengirimkan spesimen viruspun turut membelinya tanpa memperoleh kompensasi apa-apa. Misalnya dengan memperoleh harga yang lebih murah. Harga vaksin sepenuhnya ditentukan oleh produsen virus yang bercokol dinegara industri kaya. ”Harganya sangat mahal tanpa memperdulikan alasan sosial kecuali alasan ekonomi semata. Sungguh nyata, suatu ciri khas kapitalistik” kata Menkes dalam bukunya.
Modus semacam ini terjadi lagi pada kasus flu burung (HSN1). Duniapun heboh dengan virus yang mematikan ini, negara yang pertama kali terserang flu burung adalah Vietnam. Dengan segala kekuasaannya WHO ”menyuruh” Vietnam untuk menyerahkan spesimen Flu burung kepada WHO Clomllomboring Center (WHO CC). Negara pengirim spsimen virus harus menunggu waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil dari dianosisinya.
Tetapi tiba-tiba saja di dunia beredar vaksin flu burung yang diperjualbelikan dengan harga yang tak terjangkau oleh negara-negara yang berkembang. ”Ketika rakyat Vietnam meninggal gara-gara flu burung, di depan mata pedagang kulit putih menawarkan dengan vaksin Vietnam Strain. Alangkah tidak adilnya dunia ini!”
Awalnya firus flu burung menyerang Vietnam, tahun berikutnya menyerang Thailand dan Cina. Selanjutnya virus ini menyerang Indonesia. Pemerintah Indonesiapun melakukan sosialisasi penyakit mematikan ini dan menyediakan stok obat Tamiflu (nama generiknya Oseltamir yang di produksi oleh Roche, salah satu perusahaan Amerika) dengan jumlah tertentu sesuai dengan anjuran WHO.
Namun sangat ironis sekali ternyata obat tamiflu stoknya sudah habis karena di beli oleh negara-negara kaya sebagai stok persediaan padahal negara mereka tidak terserang virus flu burung. ”Inikan tidak adil. Mereka tak punya kasus flu burung, tetapi memborong obatnya.” kata Menkes.
Selain itu, WHO meminta Indonesia untuk mengirimkan spesimen virus flu burung ke Hongkong untuk didiagnosis. Proses diagnosis memakan waktu 5-7 hari padahal penderita flu burung harus ditangani dengan cepat. Pada akhirnya Menkes mengambil keputusan untuk meneliti langsung virus flu burung di Litbangkes, Depkes. Ternyata pemeriksaan yang dilakukan WHO sama dengan yang di lakukan oleh Litbangkes, Depkes. Ada apa dengan WHO?
Awal tahun, 2007 . Indonesia dikagetkan dengan munculnya vaksin virus flu burung Strain Indonesia yang dibuat oleh Australia, CSL. Padahal indonesia tidak pernah mengirimkan spesimen virus flu burung pada negara lain, kecuali ke WHO. Usut punya usut ternyata , bibit virus itu iperoleh dari WHO Australia dari WHO CC.
Kenyataan ini membuat Menkes megmerintahkan untuk menghentikan specimen virus ke WHO karena dianggap apa yang dilakukan WHO adalah kejahatan luar biasa di dunia. Menurut Menkes mekanisme ini justru lebih jahat dari bom atom.
Terbukti WHO tidak bekerja untuk umat manusia,organisasi ini bekerja untuk negara adidaya dan industri obat-obatan multinasional. Bukti bagaimana organisasi inikesehatan dunia ini bekerja untuk kepentingan Amerika bisa dilihat dari disimpannya seluruh sequencing DNA flu burung WHO CC di Los Alamos AS. Selama ini data-data virus ini hanya dikuasai oleh Ilmuwan yang bekerja di Los Alamos. Ilmuwan lain di dunia tidak biasa mengaksesnya, meski adalah data Dunia.
Loa Alamos National Laboratory yang berlokasi di new Mexico tersebut berada di bawah Kementrian Energi AS. Di tempat inilah dirancang bom atom yang menghancurkan Herosima tahun 1945. Disinyalir tempat ini menjadi tempat pembuatan senjata Kimia dan biologi AS. Bukan tidak mungkin hasilnya nanti akan digunakan untuk menghancurkan negara yang dulu pemilik virus, baik secara fisik dengan senjata itu sendiri, maupun secara ekonomi dengan memaksa suatu negara membeli produk-produk buatan mereka berupa obat-obatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan wabah penyakit dengan cakupan yang begitu luas melanda dunia berkembang dan sudah terjadi selama beberapa dekade, akan tetapi negara-negara kaya tidak sekalipun tergugah untuk memberikan perhatiannya. Disisi lain, prediksi akan mewabahnya flu burung yang mematikan dan mungkin akan menyerang warga barat telah serta merta megalirkan dana ratusan juta dollar-kalau memang tidak sampai miliaran- yag di salurkan untuk mencegah sesuatu yang mungkin tidak dapat dicegah dengan obat yang barangkali tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap wabah elu burung.
Sudah tampak jelas sekali di depan mata kita kekejaman dari sistem kapitalis, sampai-sampai kesehatan warga negara pun turut dikomersilkan untuk kepentingan para kapitalis penjajah yang tidak lain adalah AS dan ”sahabat-sahabatnya” . Kekayaan Intelektual telah menjadi alat kolonialisasi dan penindasan.
Karena itu, hanya ada satu pilihan : Lepaskan bangsa ini dari ketergantungan kaum penjajah! Jika tidak, umat Islam hanya akan semakin dicengkram dan dijerat oleh AS. Ingatlah bagwa Allah SWT telah mengharamkan orang-orang kafir untuk menguasai kaum Muslimin.
Allah tidak sekali-kali akan tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin. (TQS an-Nisa’ [4]:141). Wallahu a’lam.

PENJAJAHAN DI BIDANG KESEHATAN

Marah, geram, sedih, kecewa, terluka, menangis dan entah perasaan apa lagi yang berkecamuk dalam hati dan pikiran kita. Semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu ketika manyadari bahwa sampai saat ini kita masih terjajah. Salah satu penjajahan yang kini tampak di depan mata kita adalah di bidang kesehata. Penjajahan terselubung ini mulai terungkap ketika Mentri Kesehatan Siti Fadilah Supari menggugat ketidakadilan organisasi kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) dalam kasus virus avian influensa (Al) atau dikenal dengan flu burung melalui bukunya. Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung. Dunia kesehatan terbelalak dengan keberanian Ibu ini.
Selama lebih dari setengah abad 110 negra di dunia termasuk Idonesia harus mengirimkan spisimen virus influenzsa kepada WHO dengan dalih adanya Global Influenza Surveillanca Network (GISN). ”Saya tidak mengerti siapa yang mendirikan lembaga yang sangat berkuasai itu.” kata Menkes.
Virus yang diterima GISN sebagai virus liar untuk kemudian diproses untuk penilaian resiko dan riset para pakar serta pembuatan bibit virus. Dari bibit virus inilah akan di buat vaksinnya dan dikomersialkan ke seluruh negara di dunia. Negara yang awalnya mengirimkan spesimen viruspun turut membelinya tanpa memperoleh kompensasi apa-apa. Misalnya dengan memperoleh harga yang lebih murah. Harga vaksin sepenuhnya ditentukan oleh produsen virus yang bercokol dinegara industri kaya. ”Harganya sangat mahal tanpa memperdulikan alasan sosial kecuali alasan ekonomi semata. Sungguh nyata, suatu ciri khas kapitalistik” kata Menkes dalam bukunya.
Modus semacam ini terjadi lagi pada kasus flu burung (HSN1). Duniapun heboh dengan virus yang mematikan ini, negara yang pertama kali terserang flu burung adalah Vietnam. Dengan segala kekuasaannya WHO ”menyuruh” Vietnam untuk menyerahkan spesimen Flu burung kepada WHO Clomllomboring Center (WHO CC). Negara pengirim spsimen virus harus menunggu waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil dari dianosisinya.
Tetapi tiba-tiba saja di dunia beredar vaksin flu burung yang diperjualbelikan dengan harga yang tak terjangkau oleh negara-negara yang berkembang. ”Ketika rakyat Vietnam meninggal gara-gara flu burung, di depan mata pedagang kulit putih menawarkan dengan vaksin Vietnam Strain. Alangkah tidak adilnya dunia ini!”
Awalnya firus flu burung menyerang Vietnam, tahun berikutnya menyerang Thailand dan Cina. Selanjutnya virus ini menyerang Indonesia. Pemerintah Indonesiapun melakukan sosialisasi penyakit mematikan ini dan menyediakan stok obat Tamiflu (nama generiknya Oseltamir yang di produksi oleh Roche, salah satu perusahaan Amerika) dengan jumlah tertentu sesuai dengan anjuran WHO.
Namun sangat ironis sekali ternyata obat tamiflu stoknya sudah habis karena di beli oleh negara-negara kaya sebagai stok persediaan padahal negara mereka tidak terserang virus flu burung. ”Inikan tidak adil. Mereka tak punya kasus flu burung, tetapi memborong obatnya.” kata Menkes.
Selain itu, WHO meminta Indonesia untuk mengirimkan spesimen virus flu burung ke Hongkong untuk didiagnosis. Proses diagnosis memakan waktu 5-7 hari padahal penderita flu burung harus ditangani dengan cepat. Pada akhirnya Menkes mengambil keputusan untuk meneliti langsung virus flu burung di Litbangkes, Depkes. Ternyata pemeriksaan yang dilakukan WHO sama dengan yang di lakukan oleh Litbangkes, Depkes. Ada apa dengan WHO?
Awal tahun, 2007 . Indonesia dikagetkan dengan munculnya vaksin virus flu burung Strain Indonesia yang dibuat oleh Australia, CSL. Padahal indonesia tidak pernah mengirimkan spesimen virus flu burung pada negara lain, kecuali ke WHO. Usut punya usut ternyata , bibit virus itu iperoleh dari WHO Australia dari WHO CC.
Kenyataan ini membuat Menkes megmerintahkan untuk menghentikan specimen virus ke WHO karena dianggap apa yang dilakukan WHO adalah kejahatan luar biasa di dunia. Menurut Menkes mekanisme ini justru lebih jahat dari bom atom.
Terbukti WHO tidak bekerja untuk umat manusia,organisasi ini bekerja untuk negara adidaya dan industri obat-obatan multinasional. Bukti bagaimana organisasi inikesehatan dunia ini bekerja untuk kepentingan Amerika bisa dilihat dari disimpannya seluruh sequencing DNA flu burung WHO CC di Los Alamos AS. Selama ini data-data virus ini hanya dikuasai oleh Ilmuwan yang bekerja di Los Alamos. Ilmuwan lain di dunia tidak biasa mengaksesnya, meski adalah data Dunia.
Loa Alamos National Laboratory yang berlokasi di new Mexico tersebut berada di bawah Kementrian Energi AS. Di tempat inilah dirancang bom atom yang menghancurkan Herosima tahun 1945. Disinyalir tempat ini menjadi tempat pembuatan senjata Kimia dan biologi AS. Bukan tidak mungkin hasilnya nanti akan digunakan untuk menghancurkan negara yang dulu pemilik virus, baik secara fisik dengan senjata itu sendiri, maupun secara ekonomi dengan memaksa suatu negara membeli produk-produk buatan mereka berupa obat-obatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan wabah penyakit dengan cakupan yang begitu luas melanda dunia berkembang dan sudah terjadi selama beberapa dekade, akan tetapi negara-negara kaya tidak sekalipun tergugah untuk memberikan perhatiannya. Disisi lain, prediksi akan mewabahnya flu burung yang mematikan dan mungkin akan menyerang warga barat telah serta merta megalirkan dana ratusan juta dollar-kalau memang tidak sampai miliaran- yag di salurkan untuk mencegah sesuatu yang mungkin tidak dapat dicegah dengan obat yang barangkali tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap wabah elu burung.
Sudah tampak jelas sekali di depan mata kita kekejaman dari sistem kapitalis, sampai-sampai kesehatan warga negara pun turut dikomersilkan untuk kepentingan para kapitalis penjajah yang tidak lain adalah AS dan ”sahabat-sahabatnya” . Kekayaan Intelektual telah menjadi alat kolonialisasi dan penindasan.
Karena itu, hanya ada satu pilihan : Lepaskan bangsa ini dari ketergantungan kaum penjajah! Jika tidak, umat Islam hanya akan semakin dicengkram dan dijerat oleh AS. Ingatlah bagwa Allah SWT telah mengharamkan orang-orang kafir untuk menguasai kaum Muslimin.
Allah tidak sekali-kali akan tidak akan memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin. (TQS an-Nisa’ [4]:141). Wallahu a’lam.

SOSOK PARPOL DAN PEMIMPIN YANG BENAR

Pilkada di tiap daerah segera digelar sebelum Pemilu 2009. Pilkada ini merupakan pemilihan kepala daerah secara langsung yang menumbuhkan partisipasi rakyat lebih intens daripada pemilu legislatif atau pemilu presiden. Para calon gubernur berkampanye, semuanya berjanji akan memperhatikan rakyat. Janji manis yang seringkali susah diwujudkan. Apalagi, dalam sistem kapitalisme.
Jaringan politik partai dan si calon amat berperan untuk mencapai kemenangan. Apalagi masyarakat lebih memikirkan soal perut. Makanya, banyak partai nasional yang menang karena memiliki sumber ekonomi yang lebih besar dibanding partai Islam. Sehingga muncul semacam ketidakyakinan dari partai Islam bahwa mereka dapat meraih banyak dukungan jika bergandengan dengan partai sejenis. Bahkan mereka kerap berkompetisi. Jadi partai Islam berusaha bergandengan tangan dengan partai nasionalis. Bahkan antar partai Islam pun bersaing untuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Mana suara partai-partai Islam yang menyuarakan syariah? mana suara para ulama dan ustadz yang menyuarakan syariah?
Akibat dari koalisi yang asal adalah partai akan keluar dari tujuan awal partai, keluar dari visi misi partai. Dan otomatis kondisi politik (pemerintah/penguasa) tidak berubah. Masyarakat yang berharap usai pemilu keadaan negara akan berubah, harus kecewa berat. Usai pemilu partai cenderung meninggalkan janjinya dan menyibukkan diri dengan kepentingan pribadi ketimbang kepentingan masyarakat. Fakta menunjukkan bahwa ada juga calon pemimpin yang mendapat dukungan dana dari para pengusaha. Politik ’balas budi’ kemudian akan membuat penguasa yang ada akan lebih mementingkan kepentingan pengusaha tersebut. Hal senada dilontarkan Andrinof Achaniago (peneliti senior The Habibie Center)” Sistem pemilu dan pilkada sekarang membuka peluang bagi politisi menjadikan partai sebagai mesin pencari uang (politik uang)”, ujarnya (Republika 11/06/2007). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sejumlah partai yang ada tidak mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat. Dengan kata lain, beberapa partai telah mengalami kegagalan
Kini yang menjadi pertanyaan selanjutnya, mengapa sejumlah partai yang ada mengalami kegagalan? Pertama: aspek pemikiran dan tujuan partai tersebut. Kedua: aspek organisasi, bukan dalam arti sistem organisasi internasional parpol tersebut, namun asas yang membangun partai tersebut. Partai telah mengabaikan asas-asas partai, yaitu, pemikiran sebagai penentu tujuan partai, metode yang ditempuh partai, sisi anggota partai dan cara menyatukan masyarakat dengan partai.
Dari sisi pemikiran, partai yang ada berdiri di atas pemikiran yang masih bersifat umum tanpa ada batasan yang jelas. Bahkan pemikiran itu kabur atau samar. Pemikiran yang didengungkan partai justru pemikiran yang sangat umum dan tidak mencakup seluruh aspek kehidupan seperti nasionalisme, sukuisme dan patriotisme.
Selain itu, partai yang ada tidak memahami metode untuk mengaplikasikan pemikiran mereka. Pemikiran yang diemban justru diaplikasikan dengan cara serampangan tanpa persiapan dan kacau. Akibatnya, perjuangan partai terkesan hanya merupakan reaksi terhadap apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Semua ini sebagai akibat dari sikap partai yang sekadar membebek pada apa yang menjadi tren di dunia. Padahal seharusnya yang diemban sebuah partai adalah pemikiran yang mencakup seluruh aspek kehidupan dalam bentuk sebuah pemikiran ideologis.
Lebih parahnya lagi, partai-partai nasionalis di Indonesia tidak menyadari bahwa pemikiran yang diemban adalah pemikiran Barat alias Kapitalisme. Mereka malah berusaha menafsirkan Barat se-ide dengan pemikiran Islam. Sehingga seolah- olah pemikiran Barat sesuai jika disejajarkan dengan pemikiran Islam.
Partai yang ada juga tidak konsisten. Mereka begitu mudah terjebak untuk tawar-menawar atau kompromi dengan penguasa dan pejabatnya, berkoalisi dengan partai-partai lain yang kadang tidak sehaluan.
Selanjutnya, partai-partai yang ada, termasuk partai Islam, bertumpu pada orang-orang yang tidak memiliki kesadaran dan kehendak yang benar. Para aktivis partai yang ada hanyalah sekelompok orang yang sebatas berbekal semangat karena dipicu dari kondisi yang terjadi di negara. Ini sangat berbahaya. Jika hanya bermodalkan semangat dan semangat itu mengendur, maka cita-cita juga ikut mengendur. Pada akhirnya, perjuangan pun berhenti. Apalagi kemudian para aktivis partai mendapatkan kedudukan empuk di pemerintahan.
Kesalahan terakhir, orang-orang yang memikul tugas kepartaian tidak memiliki ikatan yang benar, kecuali sebatas ikatan organisasi. Ikatan yang menyatukan mereka dalam partai hanyalah ikatan yang didasarkan pada sejumlah deskripsi kerja keorganisasian dan jargon partai. Akibatnya, parat-partai seperti ini biasanya mencari orang-orang yang memiliki kedudukan penting di tengah masyarakat. Begitu juga dengan anggota partai, mereka biasanya menjadikan partai untuk meningkatkan status sosial. Terkadang anggota partai juga berpindah dari satu partai ke partai lainnya.
Inilah kondisi yang menimpa partai-partai yang ada, termasuk partai Islam. Mereka gagal mengemban amanat umat. Kalo gitu gambaran partai yang benar dan kriteria pemimpin yang sebenarnya gimana? Jawabannya bisa dilihat dari sebab kegagalannya, antara lain: Pertama, pemikirannya (fikroh) harus jelas. Kedua, metode menerapkan pemikirannya (thariqoh) juga harus jelas. Jika fikroh dan thariqohnya tidak jelas maka tujuannya tidak akan berhasil tercapai. Ketiga, angota- anggotanya punya kesadaran penuh dan niat yang benar untuk bergabung dalam partai.. Keempat, ikatan partai harus ikatan yang benar yaitu ideologi Islam.
Selama ini dalam pentas pemilu , para capres yang mewakili kelompok Islam kalah suara dengan yang berhaluan Nasionalis. Padahal mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Semua ini menunjukkan bahwa kesadaran politik Islam di kalangan kaum Muslim masih sangat lemah. Misalnya, mereka lebih suka dipimpin oleh tokoh- tokoh sekuler ketimbang tokoh- tokoh Islam. Alasan mereka memilih pemimpin juga karena alasan tertentu, misalkan karena ganteng, kalem, tenang, murah senyum, pintar, kaya, royal dalam membagi uang, dll. Mereka tidak melihat latar belakang, ideologi, atau visi- misi capres yang bersangkutan
Menurut sistem Islam, syarat-syarat utama yang harus diperhatikan dalam memilih pemimpin antara lain, muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka dan melaksanakan amanat sebagai kepala negara. Kepala negara itu harus mampu mewujudkan kemerdekaan (kebangkitan) yang sesungguhnya, bukan justru sebaliknya, membiarkan negeri ini tetap dalam cengkeraman kekuatan dominasi asing.
Menurut Islam, tugas pemimpin itu mengatur urusan dunia dan memelihara Agama. Bagaimana bisa diharapkan seorang pemimpin yang tidak beragama dapat memelihara Agama?. Karena itu, kriteria menjadi pemimpin haruslah orang yang beriman. Hal inilah yang disebutkan dalam Alquran surat an-Nisa' ayat 144 yang artinya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang kafir menjadi pemimpinmu dengan meninggalkan orang Mukmin."
Selanjutnya, pemimpin haruslah seorang yang mempunyai visi dan program kerja untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu. Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan sabda Rasul SAW yang artinya, "Barang siapa yang tidak mementingkan urusan kaum Muslim maka dia bukan dari golongan mereka."
Seorang pemimpin hendaklah menjadi pelayan umat. Pelayan tidak pernah diam mengurus tamunya. Ibarat pelayan di rumah tangga terus sibuk melayani kepentingan seluruh penghuni rumah, maka pemimpin juga terus sibuk memikirkan dan melayani urusan rakyatnya. Lebih baik lagi bila dia berani mengorbankan harta sendiri untuk memenuhi kepentingan warganya.
Seorang pemimpin juga harus konsisten menjaga agama. Seorang kepala negara memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjaga akidah umat dan menegakkan syariat Allah untuk dilaksanakan oleh segenap kaum muslimin. Seorang kepala negara tidak boleh menyerahkan urusan agama kaum muslimin kepada pribadi masing-masing. Yang suka silahkan mengerjakan, dan yang tidak suka silakan meninggalkan. Kepala negara bertanggung jawab agar kaum muslimin dapat melaksanakan ajaran Islam dengan benar. Selain itu, pemimpin juga mengatur urusan dunia. Dalam tugasnya mengatur urusan dunia, pemimpin suatu negara bertanggungjawab untuk mendayagunakan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh negara, baik berupa alam, manusia, dana maupun teknologi untuk sebesar-besarnya menciptakan keadilan, keamanan, kedamaian, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat luas. Pemimpin juga bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan bagi orang-orang yang lemah agar mereka tetap dapat menikmati kehidupan sebagai seorang manusia secara wajar. Pemimpin tidak boleh membiarkan yang kuat memonopoli aset-aset negara dan yang lemah tertindas. Peimpin juga tidak boleh berkhianat, dengan mengekploitasi sumber-sumber daya hanya untuk kepentingan pribadi, keluarga maupun kelompoknya.
Kita sekarang tidak sekedar butuh pemimpin Islam tetapi butuh sistem pemerintahan Islam yang akan menerapkan seluruh syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab hanya dengan itu, insya Allah semua problematika umat akan dapat terselesaikan. Wallahu a‘lam bi ash-shawab.

INSIDEN MONAS DIBALIK KONSPIRASI ASING

Ahad, 1 Juni 2008 di Lapangan Silang Monas, Jakarta terjadi bentrokan antara Komando Laskar Islam (KLI) dan Aliansi Kebangasaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB). Dimana KLI merupakan gabungan dari ormas- ormas Islam Indonesia yang mempunyai laskar , yaitu FPI, GAP (Gerakan Anti Pemurtadan) ,Laskar Mujahiddin, …... Dan Munarman sebagai panglimanya.
Sedangkan AKK-BB gabungan antara lembaga swadaya masyarakat, dan juga kelompok-kelompok “keagamaan”, termasuk kelompok sesat Ahmadiyah (eramuslim/ Selasa, 03 Juni 2008)
Aksi KLI untuk memenuhi undangan terbuka yang dipublikasikan AKK-BB melalui iklan di sejumlah koran nasional. Dan pada saat tragedi Monas, KLI melakukan aksi menolak kenaikan harga BBM. Sedangkan AKK-BB melakukan aksi untuk menolak SKB karena mereka pro ahmadiyah.
Peristiwa itu telah mengadu domba kaum muslim sehingga menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Adapun pihak yang menilai bahwa FPI lah yang melatar belakangi tragedi ini. Disisi lain AKK-BB lah yang menimbulkan sumber masalah.
Sebaiknya kita harus menelusuri dan menganalisis fakta yang sebenarnya terjadi agar kita tidak salah menilai saudara kita sesama muslim. Fakta menunjukkan bahwa aksi AKK-BB sebelumnnya tidak diperkenankan di wilayah Monas oleh Kepolisian. Karena pada hari yang sama , KLI juga beraksi untuk menolak kenaikan BBM. Diprediksi akan terjadi bentrokan jika dua massa yang berbeda visi bertemu disatu tempat. Sehingga Kepolisian mengusulkan rute yang berbeda. Massa AKK-BB sepakat untuk mengambil rute Gambir - Air Mancur Indosat - Bundaran HI. Seharusnya, massa AKK-BB ini berorasi di Bundara HI. Tapi, saat di lapangan, mereka tidak berjalan dalam rute yang disepakati, tapi berbelok ke Monas. Selain itu salah satu massa AKK-BB telah sengaja mengeluarkan kata-kata tidak pantas yang dapat memancing emosi umat Islam.
Saidiman, seorang Koordinator Lapangan (Korlap) aksi AKK-BB sebut elemen Islam sebagai “Islam anjing!”(hidayatullah.com/ 03 Juni 2008)
Adapun seorang anggota AKK-BB terekam handycam seorang anggota FPI membawa pistol. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa AKK-BB memang sudah siap untuk kerusuhan. Di samping itu, mereka juga telah menjadikan anak-anak dan perempuan sebagai tameng untuk mendiskreditkan umat Islam yang mendesak pembubaran Ahmadiyah. Selain itu, adanya isu kalau anak- anak dan perempuan dipukuli dan dilecehkan secara seksual itu adalah fitnah. Karena gambar anak laki-laki dalam insiden Monas yang dimunculkan di televisi ternyata bukan dari AKK-BB, melainkan anak dari Ustadz Tubagus Sidiq, seorang anggota KLI.
Dari beberapa fakta yang telah dipaparkan di atas, telah jelas AKK-BB harus dimintai pertanggungjawaban karena merekalah yang menyebabkan insiden monas terjadi. Dan sesungguhnya AKK-BBlah yang memecah kesatuan kaum muslim. AKK-BB juga yang mendukung Ahmadiyah yang jelas- jelas sesat ajarannya.

Ketika Ahmadiyah lahir di India, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan seruan agar umat Islam India taat dan patuh kepada penjajah Inggris, dan mengharamkan jihad melawan Inggris. Padahal saat itu, banyak sekali perwira-perwira tentara Inggris, para penentu kebijakannya, terdiri dari orang-orang Yahudi Inggris seperti Jenderal Allenby dan sebagainya. Dengan kata lain, seruan Ghulam Ahmad dini sesungguhnya mengusung kepentingan kaum Yahudi Inggris.(eramuslim/ Selasa, 03 Juni 2008)
Kutipan artikel dari eramuslim diatas menunjukkan bahwa aliran Ahmadiyah telah didukung keberadaannya oleh asing (Inggris) yang kita ketahui Inggris ini adalah aktor utama yang mendalangi pembubaran konstitusi Turki Utsmani sebagai institusi global terakhir Islam dan kaum muslimin. Kita tahu bahwa AKK-BB yang mengusung nilai-nilai Barat (pluralisme, Liberalisme, HAM, gender, dsb) sangat pro Ahmadiyah. Jadi analisis bahwa insiden monas adalah konspirasi pihak asing (Barat) yang berjuang demi kepentingan menghancurkan ideologi Islam tidak terbantahkan lagi. Dan jika memang demikian faktanya, Pemerintah harus cepat bertindak dan tegas dalam menyelesaikan kasus Ahmadiyah. TIDAK ADA KOMPROMI, BUBARKAN AHMADIYAH! karena merekalah sumber masalahnya. Saatnya Umat Islam bersatu dalam satu sistem yaitu Syariat Islam untuk menjaga akidah umat .