Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Selasa, 21 Oktober 2008

NGEKOS, ISLAM NGATUR LHO!

Dalam setiap urusan, setiap muslim atau muslimah diwajibkan terikat ama Islam. Karenanya bila kamu anak kos, kamu kudu tau ama hukum- hukum Islam seputar kos tersebut. Emangnya ada? Jelas ada dong, Islam kan agama yang paripurna. Komplit gitu! Gimana sih?
Urusan tempat tinggal adalah salah satu perkara yang kudu dipikirkan sama siapa saja yang mau ngelanjutin sekolah ke kota yang jauh dari ortu. Bagi yang punya kerabat yang tinggal deket sekolah, numpang disana bisa jadi pilihan. Tapi tinggal sama kerabat, ada perasaan segan dan kurang bebas, sekalipun nggak dipungut bayaran alias gratis. Jadi, wajar kalo kos jadi pilihan.

Milih Tempat Kos
Tinggal di tempat kos jelas beda dengan hidup bersama ortu. Karenanya kita mesti punya jurus jitu supaya tidak terpengaruh ama kondisi lingkungan kos yang nggak baik.
Apaan tuh jurusnya?
Pertama, kita tetap ingat ama tuh niat, bahwa kita jauh- jauh ninggalin ortu and orang- orang tercinta hanya untuk mencari ilmu, baik ilmu alam seperti fisika, kimia, biologi, and so on, maupun ilmu keislaman; bukan untuk yang lain. And so pasti itu kita ngejalanin semua tak lain tuk ridho Allah khan? Sehingga kita nggak akan ikut-ikutan ngelakuin aktivitas yang bisa menghambat tujuan kita. Nongkrong misalnya, atau mungkin begadang semalam suntuk di depan layar tivi. Padahal, seorang muslim itu nggak bakalan ngelakuin hal- hal yang nggak berguna. Sabda Nabi Saw, “ Diantara baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan apa yang tak berguna baginya.” Tentu kita masih ingat sabda beliau tersebut, “min husni islami al ma’ruf tarkuhu ma la ya’ nih.”
Kedua, ingat prinsip “teliti sebelum membeli!” Artinya, seperti ketika kita akan membeli suatu barang, terlebih dahulu kita kudu tau kualitas barang itu. Jangan sampai kita membeli barang yang cacat apalagi rusak. Untuk tempat kos, bukan sekedar tempat yang enak atau deket ama sekolahan atau kampus aja yang jadi pertimbangan. Bukan pula sebatas fasilitas fisik, tetapi kita juga kudu merhatiin apakah disana nyampur antara tempat kos cewek dengan cowok.
Urusan yang satu ini kadang luput dari perhatian, apalagi kalo pemilik kos nggak ngerti ama aturan Islam soal pergaulan laki- laki dan perempuan. Karena yang menjadi landasannya materi doang, maka nggak aneh kalo mereka nerima anak kos baik cowok maupun cewek, semuanya nyampur kayak gado- gado. Yang penting laku, katanya.
Islam nggak ngebolehin cowok dan cewek hidup nyampur satu atap alias satu rumah sekalipun pisah kamar. Dalam fikih dikatakan hukum asal kehidupan perempuan terpisah dari laki-laki. Allah SWT Maha Tahu bahwa kalo cowok dan cewek hidup nyampur akan berujung pada kemaksiatan. Bisa meledak kayak listrik positif campur ama negative, konslet! Seperti berita media massa yang sempat menggemparkan tea, bahwa beberapa kos di Yogya disinyalir telah dijadiin tempat gaul bebas, freesex dll. Naudzubillah mindzalik.
Next, kita pun tahu siapa yang akan menjadi teman satu kos, karena baik buruknya teman akan ngaruh pada diri kita. Amannya, kita ngekos bareng ama temen yang udah kita kenal sebelumnya. Latar belakangnya udah kita ketahui. Bisa juga kita nyari temen yang bisa ngingetin kita, diantaranya mahasiswa putri di masjid kampus, anggota lembaga dakwah kampus.

Soal Bertamu di Tempat Kos
Ketika kos, kita mungkin akan kedatangan tamu. Teman atau kerabat yang berkunjung. Mereka mungkin cewek bisa juga cowok. Mungkin mahrom mungkin pula bukan. Idealnya, kita melihat tempat kos yang punya ruang tamu, supaya kita bisa nerima tamu disana. Memang benar untuk tamu cewek kita bisa nerimanya di kamar, tapi itu kurang baik karena kamar adalah tempat pribadi. Bayangin aja gimana kalo kita lagi pakai baju tidur atau mungkin lagi tidur kepergok sama temen cewek kita, kayak apa rasanya? So pasti kita bakalan maluuu….banget. Gimana kalo tamunya cowok dan bukan mahrom?
Tempat kos adalah pengganti rumah kita, sehingga aturan yang kudu diikuti juga sama kayak aturan dirumah kita. Allah SWT, Pencipta kita telah menetapkan kalo rumah adalah tempat khusus (istilah santrinya hayatun khoshoh), dimana perempuan muslimah hanya tinggal bersama kaum wanita atau bersama mahromnya saja. Keberadaan cewek dan cowok bukan mahrom dirumah tanpa disertai mahrom termasuk khalwat (berduaan ditempat sepi), padahal jelas- jelas Rasulullah Saw dalam hadisnya melarang perbuatan demikian: “Tidak diperbolehkan seorang pria dan wanita berkhalwat kecuali jika wanita itu disertai mahromnya”.
Jadi, nggak boleh dong seorang muslimah terima tamu cowok ditempat kosnya? Boleh, kalo ada kepentingannya and kita ditemeni bapak, saudara cowok atau siapa saja yang termasuk mahrom. Oh iya, kita khan tinggal nggak ama mereka lagi, jadi nggak mungin dong kita minta mereka datang ketempat kos hanya untuk nerima tamu cowok. Jadi? Yap betul banget, kita nggak mungkin nerima tamu cowok ditempat kos sekalipun untuk alasan belajar bersama.
Trus, gimana atuh kalo ada tugas bareng ama temen sekelas yang cowok? Nggak perlu bingung, kita khan bisa nyari tempat umum yang dipakai banyak orang. Seperti perpustakaan, disana kita bisa belajar bareng. But, kita kudu tetep ingat alias musti konsisten, kebersamaan kita dengan teman cowok sebatas belajar. Itu pun kalo emang nggak bisa dihindari. Setelah urusan kelar nggak keterusan masalah lain, baik masalah pribadi lebih- lebih masalah orang lain, jelas nggak bolehnya. Itu mah ghibah namanya, haram hukumnya. Kita bisa lihat ketegasan larangannya dalam firman Allah surat Al Hujurat (49): 12.

Pulang Kampung Euy….
Selain urusan kos kita juga harus tahu aturan tentang perjalanan pulang kampung. Rosulullah Saw bersabda : “Tidak dibolehkan seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan perjalanan selama sehari semalam, kecuali jika disertai mahromnya.”
Jadi kalo perjalanan pulang dari tempat kos ke rumah orang tuamu habisin waktu sehari semalam, maka kita kudu perhatiin aturan tadi. Artinya, perjalanan harus dibarengi mahrom. Atau kalo nggak mungkin, kita bisa pulang bareng- bareng dengan teman cewek yang satu kampung atau satu kota.
Gimana kalo nggak punya temen atau pulangnya nggak bareng? Aturan mah tetep nggak berubah, artinya tetep salah. Makanya, harus diusahakan ada mahrom atau bersama dengan jamaah perempuan.
Andaikan kita nggak ada pilihan lain dan tetap kita memaksakan diri ngelakuinnya, maka selama perjalanan kita kudu ngebatasin interaksi kita dengan teman seperjalanan yang cowok. Interaksi hanya sebatas kebutuhan, sepertinya nanyain atau menjawab tentang waktu, sudah sampai dimana dan hal-hal lain yang menyangkut perjalanan. Pertanyaan selain itu nggak perlu kita layanin. Mudah-mudahan perjalanan yang demikian mendapat keridhoan Allah. Amin.

2 komentar:

Menampung orang-orang cerdas mengatakan...

benar tuh.....Islam is solution.

Erni Sari mengatakan...

Ga ada opsi subscribe artikel mba?